MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh
hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu
mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai
Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.***
KOTA KRISTAL ATLANTIS
Penemuan ini didapatkan dalam dokumen kuno yang dibuat oleh Robert Charmux
Sama menakjubkannya dengan penemuan kota yang terendam dibawah air yang terletak di kepulauan Bahama oleh lima orang penyelam pada 1970. Piramid dengan corak emas yang megah dikelilingi oleh kubah2, bangunan2 persegi panjang, peralatan2 metal yang tidak teridentifikasikan, dan patung yang diatasnya terdapat kristal misterius yang berisi 7 miniatur piramid
Kristal tersebut, dibawa ke permukaan oleh Dr. Ray Brown, memperkuat energi yang melewatinya, memancarkan cahaya yang menyembuhkan penyakit, dan dibuat dengan metode yang masih tidak diketahui oleh para ilmuwan yang menelitinya. Kristal tersebut ditemukan pada ruangan yang bersinar secara misterius didalam piramid bawah air dengan peralatan semacam pistol cahaya yang menyinarinya. Kamera Kirlian, yang dapat merekam gambar-gambar diluar batas kemampuan manusia, menampakkan sebuah mata didalam kristal yang tidak tampak oleh mata telanjang.
Masih belum diketahu teknologi mana yang dapat membuat jalan campuran antara aspal dan kerikil yang rata sejauh ratusan mil yang tetap dalam kondisi baik lebih dari 10.000 tahun kemudian. Jalan ini ditemukan di bawah air, pada pantai timur oleh kapal selam penyelam dalam Aluminaut, dan mengadung magnesium oxide.
Pada 1977, terjadi sebuah kejadian misterius di samudra Atlantis yang berhubungan dengan teknologi yang tidak diketahui. Sebuah piramid setinggi 650 kaki secara misterius bercahaya, dengan air berwarna putih yang berkilauan yang berubah menjadi hijau, sebuah warna yang kontras dengan gelapnya air pada kedalaman laut. Penemuan itu difoto oleh Arl Marahall pada ekspedisi Cay Sal.
Foto2 oleh Dr. William Bell’s 1958 yang diambil pada dasar samudra Atlantik menunjukkan sebuah puncak menara berukuran sekitar 6 kaki mucul dari sebuah dasar yang menyerupai roda gigi dengan sinar yang aneh keluar dari dasar lubang. Apakah ini merupakan bekas “lampu abadi” yang sering dituliskan oleh peneliti2 kuno, yang diberi tenaga oleh sebuah tenaga kosmik interdimensi yang diambil keluar dari atmosfir oleh sebuah bentuk konduktor kristal pada puncak piramid/gedung?
Piramid yang lebih besar dari gedung2 yang pernah dibuat di dunia pada masa modern telah ditemukan pada dasar samudra Atlantik, di China, dan di Mesir, dimana belum dapat disaingi oleh teknologi kita. Piramid2 ini memiliki semacam semen yang diakui oleh peneliti2 kita jauh lebih baik dari yang kita gunakan sekarang. Tulisan2 kuno menyebutkan bahwa piramid dilambangkan sebagai kapsul waktu yang berisi sejarah dan teknologi dari kerajaan Matahari dan teknologi terakhir Atlantis. Sebuah Piramid yang sangat besar, di kedalaman 10.000 kaki pada samudra Atlantik, dilaporkan telah ditemukan dengan kristal yang berdenyut2 di puncaknya, oleh ekspedisi Tony Benik. Grup ini juga menemukan sebuah lembaran kristal, dan mengatakan jika seberkas cahaya dipancarka melaluinya, akan tampak tulisan misterius didalamnya. Lebih banyak lagi piramid2 bawah air yang ditemukan di Amerika Tengah, Yukatan, dan Louisiana, dimana puncaknya juga ditemukan di selat Florida. Sebuah bangunan pualam bergaya Mesir ditemukan diantara Florida dan Kuba. Adakah hubungannya dengan tiang yang memancarkan energi yang ditemukan oleh Dr. Zink di Bahama pada 1957?
Zink juga membawa barang-barang temuan yang diambil dalam penyelaman ke laut Atlantik, dan telah diinterview oleh agen Mind International, Steve Forsberg.
Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dari dasar Atlantik dilaporkan oleh Kru Kapten Reyes pada kapal penyelamat “Talia” dari Spanyol. Mereka merekam bermil-mil kuil berpilar, bangunan2, patung2, dan jalan besar yang berliku, dengan jalan2 yang lebih kecil becabang keluar dari pusat seperti ruji pada roda, serta kuil dan piramid yang sangat megah. Dari kota ini, seperti kota yang ditemukan di perairan Spanyol oleh ekspedisi Dr. Maxine Asher dan ditemukan kemudian oleh ekspedisi Professor Akayonove (semua didokumentasikan dalam foto) menunjukkan kesamaan dengan deskripsi Plato tentang Atlantis. Lebih dari 30 reruntuhan yang berbeda telah ditemukan di dasar laut Atlantik sejak 1956, dan dalam perpustakaan kuno, beberapa peta tua menunjukkan Atlantis dan laut penghubungnya telah ditemukan. Pulau yang diketahui sebagai Aryan, Og. Poseid, dan Antigua dengan negaranya bernama Atlan. Garden City, atau Poseid, telah dilaporkan sebagai ibu kota dari negara pada benua yang menyebar dari Afrika Utara dan Eropa menuju Florida dengan iklim tropis pada pantai barat dan selatan, serta iklim dingin pada bagian utara dan timur.
Menurut Plato dan ahli2 sejarah kuno lainnya, Atlantis memiliki pemerintahan yang paling maju dan damai di dunia pada pincaknya, dan selama ribuan tahun Bumi berada dalam masa damai dengan bentuk sistem politik yang belum ada tandingannya. Ahli2 sejarah dan petualang yang dihormati, seperti Diodorus, Kantor, Marcellinus, Proculus, Plutarch, Herodotus, (mungkin ahli sejarah kuno terbaik). Timagenus. Aelenus, Theopompos, dan lebih banyak lagi, semuanya menuliskan tentang Atlantis yang mereka percaya sebagai sebuah peradaban yang benar-benar superior yang hilang ditelan waktu. Semua negara kuno di benua Amerika menuliskan Atlantis dalam peninggalan-peninggalannya.
KEKAISARAN PADA PUNCAKNYA
Para penulis masa lampau yang menulis mengenai Atlantis setuju bahwa Atlanteans telah mencapai suatu kemewahan dan yang akan berujung pada kehancuran mereka. Disebutkan pada masa lampau Atlanteans jadi sangat materialistis dan hedonistic sehingga mereka kehilangan hati nurani mereka, dan menjauh dari Tuhan.
Para ilmuwan dari Lemuria dan Atlantis kabarnya mempelajari riwayat dari planet sejak diciptakan, dan mereka juga diceritakan telah menguasai bagaimana caranya menguasai hidup dan lingkungan bagaimana caranya menyembuhkan semua penyakit, melambatkan penuaan, mengontrol cuaca, menghilangkan serangga berbahaya, alkimia, dan bagaimana caranya mempergunakan kristal sebagai sumber tenaga. Mereka juga mempelajari telepati untuk komunikasi, teleport untuk bepergian, dan masih banyak lagi. Pengetahuan ini, dikenal sebagai Pengetahuan Rahasia, mereka tinggalkan kepada kita dan dapat kita capai hanya bila kita sudah melalui seleksi alam tingkat tinggi yang diperkirakan terjadi pada 2012
Atlanteans dikatakan adalah orang-orang rupawan. Mereka gemar bersolek dberpesta dan melakukan tindakan2 seronok lainnya.Mereka sedikitpun tidak memikirkan mengenai kehidupan setelah mati, atau mengejar surga, karena mereka berkeyakinan telah “menciptakan surga” sendiri di dunia. Mungkin itu dikarenakan kecerdasan mereka yang luar biasa sehingga mereka menjadi sombong.Ahli biologi hari ini mengakui bahwa kapasitas otak dari era Atlantean jauh lebih besar dibandingkan manusia modern tersebut! Mereka mempergunakan 90 persen dari bagian otak mereka yang bagi manusia rata-rata sekarang adalah mustahil. Mereka juga dapat melihat dan mendengar sesuatu yang berada di luar jangkauan kita .
Atlanteans menjadi suatu negara yang bergantung pada robot, androids, dan humanoid perawatan segala hal seperti pesawat kekaisaran dan komputer juga dikontrol robot dan androids. Sebuah mesin yang paling besar diciptakan untuk memperbaiki dan mengatur robot2 tersebut..” Dengan kata lain, Kekaisaran dikontrol oleh mesin dan komputer untuk melakukan segalanya untuk warga. Tidak ada Atlantean yang bekerja atau pergi ke sekolah. Suatu helm diceritakan telah menggantikan peran guru dengan cara mendidik orang-orang sementara mereka sedang tertidur.
Para Atlantean diceritakan juga telah melakukan rekayasa genetik yang aneh sehingga mereka menemukan jalan untuk menyilangkan jenis2 hewan untuk menciptakan duyung , cyclops, kuda bertanduk 1 dan ciptaan lain yang kita sebut sekarang sebagai hewan2 mitologi. Kelihatannya beberapa terus hidup sampai zamanKekaisaran Yunani, dimana diceritakan mengenai hewan2 tersebut.
Peta Atlantis:
Perkiraan Gambar Ibukota Kota Atlantis:
Piramida Kristal Atlantis:
Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.***
KOTA KRISTAL ATLANTIS
Penemuan ini didapatkan dalam dokumen kuno yang dibuat oleh Robert Charmux
Sama menakjubkannya dengan penemuan kota yang terendam dibawah air yang terletak di kepulauan Bahama oleh lima orang penyelam pada 1970. Piramid dengan corak emas yang megah dikelilingi oleh kubah2, bangunan2 persegi panjang, peralatan2 metal yang tidak teridentifikasikan, dan patung yang diatasnya terdapat kristal misterius yang berisi 7 miniatur piramid
Kristal tersebut, dibawa ke permukaan oleh Dr. Ray Brown, memperkuat energi yang melewatinya, memancarkan cahaya yang menyembuhkan penyakit, dan dibuat dengan metode yang masih tidak diketahui oleh para ilmuwan yang menelitinya. Kristal tersebut ditemukan pada ruangan yang bersinar secara misterius didalam piramid bawah air dengan peralatan semacam pistol cahaya yang menyinarinya. Kamera Kirlian, yang dapat merekam gambar-gambar diluar batas kemampuan manusia, menampakkan sebuah mata didalam kristal yang tidak tampak oleh mata telanjang.
Masih belum diketahu teknologi mana yang dapat membuat jalan campuran antara aspal dan kerikil yang rata sejauh ratusan mil yang tetap dalam kondisi baik lebih dari 10.000 tahun kemudian. Jalan ini ditemukan di bawah air, pada pantai timur oleh kapal selam penyelam dalam Aluminaut, dan mengadung magnesium oxide.
Pada 1977, terjadi sebuah kejadian misterius di samudra Atlantis yang berhubungan dengan teknologi yang tidak diketahui. Sebuah piramid setinggi 650 kaki secara misterius bercahaya, dengan air berwarna putih yang berkilauan yang berubah menjadi hijau, sebuah warna yang kontras dengan gelapnya air pada kedalaman laut. Penemuan itu difoto oleh Arl Marahall pada ekspedisi Cay Sal.
Foto2 oleh Dr. William Bell’s 1958 yang diambil pada dasar samudra Atlantik menunjukkan sebuah puncak menara berukuran sekitar 6 kaki mucul dari sebuah dasar yang menyerupai roda gigi dengan sinar yang aneh keluar dari dasar lubang. Apakah ini merupakan bekas “lampu abadi” yang sering dituliskan oleh peneliti2 kuno, yang diberi tenaga oleh sebuah tenaga kosmik interdimensi yang diambil keluar dari atmosfir oleh sebuah bentuk konduktor kristal pada puncak piramid/gedung?
Piramid yang lebih besar dari gedung2 yang pernah dibuat di dunia pada masa modern telah ditemukan pada dasar samudra Atlantik, di China, dan di Mesir, dimana belum dapat disaingi oleh teknologi kita. Piramid2 ini memiliki semacam semen yang diakui oleh peneliti2 kita jauh lebih baik dari yang kita gunakan sekarang. Tulisan2 kuno menyebutkan bahwa piramid dilambangkan sebagai kapsul waktu yang berisi sejarah dan teknologi dari kerajaan Matahari dan teknologi terakhir Atlantis. Sebuah Piramid yang sangat besar, di kedalaman 10.000 kaki pada samudra Atlantik, dilaporkan telah ditemukan dengan kristal yang berdenyut2 di puncaknya, oleh ekspedisi Tony Benik. Grup ini juga menemukan sebuah lembaran kristal, dan mengatakan jika seberkas cahaya dipancarka melaluinya, akan tampak tulisan misterius didalamnya. Lebih banyak lagi piramid2 bawah air yang ditemukan di Amerika Tengah, Yukatan, dan Louisiana, dimana puncaknya juga ditemukan di selat Florida. Sebuah bangunan pualam bergaya Mesir ditemukan diantara Florida dan Kuba. Adakah hubungannya dengan tiang yang memancarkan energi yang ditemukan oleh Dr. Zink di Bahama pada 1957?
Zink juga membawa barang-barang temuan yang diambil dalam penyelaman ke laut Atlantik, dan telah diinterview oleh agen Mind International, Steve Forsberg.
Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dari dasar Atlantik dilaporkan oleh Kru Kapten Reyes pada kapal penyelamat “Talia” dari Spanyol. Mereka merekam bermil-mil kuil berpilar, bangunan2, patung2, dan jalan besar yang berliku, dengan jalan2 yang lebih kecil becabang keluar dari pusat seperti ruji pada roda, serta kuil dan piramid yang sangat megah. Dari kota ini, seperti kota yang ditemukan di perairan Spanyol oleh ekspedisi Dr. Maxine Asher dan ditemukan kemudian oleh ekspedisi Professor Akayonove (semua didokumentasikan dalam foto) menunjukkan kesamaan dengan deskripsi Plato tentang Atlantis. Lebih dari 30 reruntuhan yang berbeda telah ditemukan di dasar laut Atlantik sejak 1956, dan dalam perpustakaan kuno, beberapa peta tua menunjukkan Atlantis dan laut penghubungnya telah ditemukan. Pulau yang diketahui sebagai Aryan, Og. Poseid, dan Antigua dengan negaranya bernama Atlan. Garden City, atau Poseid, telah dilaporkan sebagai ibu kota dari negara pada benua yang menyebar dari Afrika Utara dan Eropa menuju Florida dengan iklim tropis pada pantai barat dan selatan, serta iklim dingin pada bagian utara dan timur.
Menurut Plato dan ahli2 sejarah kuno lainnya, Atlantis memiliki pemerintahan yang paling maju dan damai di dunia pada pincaknya, dan selama ribuan tahun Bumi berada dalam masa damai dengan bentuk sistem politik yang belum ada tandingannya. Ahli2 sejarah dan petualang yang dihormati, seperti Diodorus, Kantor, Marcellinus, Proculus, Plutarch, Herodotus, (mungkin ahli sejarah kuno terbaik). Timagenus. Aelenus, Theopompos, dan lebih banyak lagi, semuanya menuliskan tentang Atlantis yang mereka percaya sebagai sebuah peradaban yang benar-benar superior yang hilang ditelan waktu. Semua negara kuno di benua Amerika menuliskan Atlantis dalam peninggalan-peninggalannya.
KEKAISARAN PADA PUNCAKNYA
Para penulis masa lampau yang menulis mengenai Atlantis setuju bahwa Atlanteans telah mencapai suatu kemewahan dan yang akan berujung pada kehancuran mereka. Disebutkan pada masa lampau Atlanteans jadi sangat materialistis dan hedonistic sehingga mereka kehilangan hati nurani mereka, dan menjauh dari Tuhan.
Para ilmuwan dari Lemuria dan Atlantis kabarnya mempelajari riwayat dari planet sejak diciptakan, dan mereka juga diceritakan telah menguasai bagaimana caranya menguasai hidup dan lingkungan bagaimana caranya menyembuhkan semua penyakit, melambatkan penuaan, mengontrol cuaca, menghilangkan serangga berbahaya, alkimia, dan bagaimana caranya mempergunakan kristal sebagai sumber tenaga. Mereka juga mempelajari telepati untuk komunikasi, teleport untuk bepergian, dan masih banyak lagi. Pengetahuan ini, dikenal sebagai Pengetahuan Rahasia, mereka tinggalkan kepada kita dan dapat kita capai hanya bila kita sudah melalui seleksi alam tingkat tinggi yang diperkirakan terjadi pada 2012
Atlanteans dikatakan adalah orang-orang rupawan. Mereka gemar bersolek dberpesta dan melakukan tindakan2 seronok lainnya.Mereka sedikitpun tidak memikirkan mengenai kehidupan setelah mati, atau mengejar surga, karena mereka berkeyakinan telah “menciptakan surga” sendiri di dunia. Mungkin itu dikarenakan kecerdasan mereka yang luar biasa sehingga mereka menjadi sombong.Ahli biologi hari ini mengakui bahwa kapasitas otak dari era Atlantean jauh lebih besar dibandingkan manusia modern tersebut! Mereka mempergunakan 90 persen dari bagian otak mereka yang bagi manusia rata-rata sekarang adalah mustahil. Mereka juga dapat melihat dan mendengar sesuatu yang berada di luar jangkauan kita .
Atlanteans menjadi suatu negara yang bergantung pada robot, androids, dan humanoid perawatan segala hal seperti pesawat kekaisaran dan komputer juga dikontrol robot dan androids. Sebuah mesin yang paling besar diciptakan untuk memperbaiki dan mengatur robot2 tersebut..” Dengan kata lain, Kekaisaran dikontrol oleh mesin dan komputer untuk melakukan segalanya untuk warga. Tidak ada Atlantean yang bekerja atau pergi ke sekolah. Suatu helm diceritakan telah menggantikan peran guru dengan cara mendidik orang-orang sementara mereka sedang tertidur.
Para Atlantean diceritakan juga telah melakukan rekayasa genetik yang aneh sehingga mereka menemukan jalan untuk menyilangkan jenis2 hewan untuk menciptakan duyung , cyclops, kuda bertanduk 1 dan ciptaan lain yang kita sebut sekarang sebagai hewan2 mitologi. Kelihatannya beberapa terus hidup sampai zamanKekaisaran Yunani, dimana diceritakan mengenai hewan2 tersebut.
Peta Atlantis:
Perkiraan Gambar Ibukota Kota Atlantis:
Piramida Kristal Atlantis:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar